Senin, 13 Maret 2017

FISIOTERAPI PADA GANGGUAN RESPIRASI


PERMASALAHAN FISIOTERAPI PADA KASUS RESPIRASI
  • penurunan volume paru
  • peningkatan beban kerja pernapasan
  • penurunan mobilitas torak
  • pola pernapasan yang abnormal
  • gangguan pertukaran gas
  • hambatan arus udara dalam saluran napas
  • penurunan toleransi aktivitas 
Modalitas fisioterapi pada kasus respirasi telah dikenal sejak awal abad ke 20, yaitu dengan dipublikasikannya hasil penelitian yang dilakukan oleh Ewart pada tahun 1901 dan Pasteur pada tahun 1908.

  • Winifred Linton --> seorang perawat yg memberi perhatian pd problem respirasi selama PD I
  • Pasca PD I --> masuk sekolah fisioterapi --> lulus pd thn 1934 --> bekerja di RS BROMPTON di London --> Localized BE
  • 1934 --> bekerja di RS BROMPTON di London --> Localized BE 

    Breathing Control
    Tujuan  Breathing  Control :
    1. Membentuk pola nafas normal
    2. Meminimalkan tenaga untuk bernafas
    3. Menghilangkan nafas yang pendek dan cepat
    4. Meningkatkan ventilasi
      Indikasi  :
      semua penyakit paru yang disertai sesak & nafas pendek - cepat.
      Tidak ada kontra indikasi
      Seperti merasakan nafas normal

      1.Tarik nafas pelan, teratur dan relaks melalui hidung atau mulut

      2.Kemudian pelan dan gentle dihembuskan melalui mulut.

      3.Ekspirasi dilakukan secara pasif dan tidak memanjang.

      4.Hindari memakai otot-otot dada berlebihan

      5.Bila penderita kesulitan melakukan sendiri bisa dibantu  fisioterapis
      MODALITAS FISIOTERAPI UNTUK MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS
      Pembersihan jalan napas dari mukus/seresi  -->   penting, karena mukus yang terakumulasi dapat menyebabkan beberapa hal berikut:
      • Infeksi paru
      • Major Atelectasis
      • Impaired gas exchange
      • Airflow limitation
        MODALITAS FISIOTERAPI UNTUK MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS
         
        • Postural Drainage
        • Perkusi/tapotement
        • Breathing Exc
        • Latihan batuk

          thoracic expantion exercise

          1.Bernafas dengan tehnik diafragmatic breathing

          2.Posisi duduk, atau berbaring dengan fleksi lutut

          3.Dapat dilakukan bersamaan dengan postural drainage

          4.Bila bagian tertentu dari paru yang ingin dilakukan ekspansi, dapat dilakukan dengan meletakkan tangan pada bagian yang diharapkan sebagai stimuli proprioseptif. Atau memakai belt untuk bagian posterior karena tidak bisa terjangkau tangan. Tehnik ini disebut dengan segmental breathing 

          5.Selalu dilakukan pengamatan bahwa gerakan rongga dada adalah simetris

          POSTURAL DRAINAGE 
          Merupakan suatu upaya pengaturan posisi pasien yang bertujuan untuk mengalirkan mukus dari berbagai segmen dalam paru menuju ke saluran napas yang lebih besar dengan bantuan gravitasi à maka mukus akan mudah diekspektorasikan dengan bantuan batuk (Pavia, 1990)

          1. memposisikan / meletakkan Px pada posisi gravitasi untuk memudahkan pengeluaran sekret / mengalirkan sekret dari daerah khusus di paru-paru. 

          2. Penting pengetahuan anatomi dari bronchial tree.

          3. Prinsipnya adalah seperti menuang air dalam botol.Apabila air dituang dalam posisi tegak, air tidak dapat keluar, namun bila dimiringkan air akan lebih mudah keluar.

          4. sebelum postural drainage dipastikan dengan auskultasi lobus paru mana yang banyak sekretnya.

          5. Dilakukan sebanyak 2 -4 kali / hari @ 30 menit

          6. Dihentikan bila ada keluhan takhikardi,palpitasi,sesak, nyeri dada

          Kontra Indikasi postural drainage:

           

          1.Hemoptysis

          2.Severe Hypertension

          3.Edema Cerebri

          4.Aneurysma Aorta

          5.Aneurysma Cerebral

          6.Aritmia

          7.Edema Pulmonum

           

          Prosedur postural drainage:

          1.Jangan diberikan setelah makan

          2.Waktu yang tepat dilakukan adalah pagi hari, karena saat tidur terjadi penimbunan sekret

          3.Dapat dilakukan menjelang tidur (sore hari) agar saluran nafas bersih, sehingga penderita bisa tidur nyaman

          4.Untuk terapi dilakukan 2 – 4 kali sehari, sedang untuk mencegah penimbunan sekret dilakukan 1 – 2 kali.

           

          PERKUSI MANUAL
           
          Perkusi manual atau clapping dilakukan oleh fisioterapi dengan kedua tangan membentuk seperti mangkok dengan gerakan fleksi dan ekstensi dari sendi pergelangan tangan secara ritmis pada permukaan dinding dada pasien yang meliputi seluruh segmen paru (Webber, 1998).
           
          TUJUAN --> 
          -melepaskan mukus
          -stimulasi aktivitas mucocilliary
          transport


       



Tidak ada komentar:

Posting Komentar