BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Arthrologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang sendi, Sendi adalah
hubungan antara dua atau lebih komponen kerangka (tulang)
Arthrologi berasal dari bahasa Yunani “arthron” yang berarti sendi dan
“logos” yang berarti ilmu.Dari bahasa latin “article” yang berarti pula sendi, sering disebut
“articulatio”.Sendi ada yang bergerak dan tak bergerak.Sendi tak dapat bergerak dihubungkan dengan sutura ( tengkorak,panggul)Sendi yang banyak bergerak dihubungkan dengan tulang rawan yangdibungkus dengan selaput synovial ( selaput ini menghasilkan cairanyang disebut cairan sinovial). Diluar selaput ini ada dilindungi selaputyang lebih tebal disebut capsula fibrosa. Diantara selaput ini adabantalan yang disebut selaput sinovial atau dinamakan bursa.Sendi yang banyak bergerak diikat oleh ligament.
hubungan antara dua atau lebih komponen kerangka (tulang)
Arthrologi berasal dari bahasa Yunani “arthron” yang berarti sendi dan
“logos” yang berarti ilmu.Dari bahasa latin “article” yang berarti pula sendi, sering disebut
“articulatio”.Sendi ada yang bergerak dan tak bergerak.Sendi tak dapat bergerak dihubungkan dengan sutura ( tengkorak,panggul)Sendi yang banyak bergerak dihubungkan dengan tulang rawan yangdibungkus dengan selaput synovial ( selaput ini menghasilkan cairanyang disebut cairan sinovial). Diluar selaput ini ada dilindungi selaputyang lebih tebal disebut capsula fibrosa. Diantara selaput ini adabantalan yang disebut selaput sinovial atau dinamakan bursa.Sendi yang banyak bergerak diikat oleh ligament.
1.2.TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
a.Memenuhi
tugas mata kuliah BIOMEKANIK
b.Mampu
memahami tentang PERSENDIAN (ARTHROLOGI)
1.3.MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
a.Memperoleh
ilmu tentang PERSENDIAN
b.Mengetahui
klasifikasi umum PERSENDIAN
c.Mengetahui
gangguan PERSENDIAN
BAB II PEMBAHASAN
PERSENDIAN (ARTHROLOGI)
A. Klasifikasi umum persendian.
Suatu artikulasi atau persendian, terjadi saat
permukaan dari dua tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada
sambungannya. Persendian dapat diklasifikasi menurut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga
persendian diantara tulang – tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan yang
berhubungan dengan persendian tersebut): dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin
dilakukan pada persendian).
B. Klasifikasi struktural
persendian
1.Persendian Fibrosa
tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa.
2.Persendian
kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
kartilago.
3.Persendian
sinovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan
ligamen artikular yang membungkusnya.
C. Klasifikasi fungsional
persendian
1. Sendi sinartrosis atau
sendi mati. Secara struktural,
persendian ini di bungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
a.Sutura adalah
sendi yang dihubungkan dengan jaringan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya
ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh sutura adalah sutura sagital dan sutura
parietal.
b.Sinkondrosis adalah
sendi yang tulang - tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin. Salah satu
contohnya adalah lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada
tulang panjang seorang anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi, maka
bagian tersebut dimanakan sinostosis.
2. Amfiartosis
adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons
terhadap torsi dan kompresi.
a.Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya
dihubungkan dengan diskus kartilago. Yang menjadi bantalan sendi yang
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah simfisis pubis
antara tulang - tulang pubis dan diskus intervebralis antar badan vertebra yang berdekatan.
b.Sindesmosis terbentuk saat tulang - tulang yang
berdekatan dihubungkan dengan serat -serat jaringan ikat kolagen. Contoh
sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak bersisian dan dihubungkan
dengan membran interoseus, seperti pada tulang radius dan ulna, serta tibia dan
fibula.
c.Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk
kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang. Seperti pada gigi yang tertanam
pada alveoli (kantong) tulang rahang. Pada contoh tersebut, jaringan ikat
fibrosa yang terlihat adalah ligamen peridontal.
3. Diartrosis adalah
sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi sinovial (berasal dari kata yunani yang berarti
“ dengan telur”). Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovia,
suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang
pada sendi sinovial dilapisi kartilago artikular.
a.Lapisan
terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat
berwarna putih yang memanjang sampai bagian periosteum tulang yang menyatu pada
sendi.
1.Ligamen adalah penebalan kapsul
yang berfungsi untuk menopang kapsul sendi dan memberikan stabilitas.
2.Ligamen dapat menyatu dalam kapsul
atau terpisah dari kapsul melalui envaginasi kapsul.
b.Lapisan
terdalam kapsula sendi adalah membran
sinovial yang melapisi keseluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular.
1.Membran synovial mensekresi cairan
sinovial, materi kental yang jernih
seperti putih telur. Materi ini terdiri dari 95% air dengan Ph 7,4 dan
merupakan campuran polisakarida (sebagian besar asam hialuronat), protein, dan
lemak.
2.Cairan Sinovial berfungsi untuk
melumasi dan memberikan nutrisi pada kartilago artikular. Cairan ini juga
mengandung sel fagosit untuk mengeluarkan fragmen jaringan mati (debris) dari rongga sendi yang cidera
atau terinfeksi.
3.Pada beberapa sendi synovial,
seperti persendian lutut, terdapat diskus artikular (meniskus) fibrokartilago.
a.Diskus
artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang berartikulasi untuk
mempermudah gerakan, memperbesar stabilitas atau untuk meredam goncangan
b.Cedera
pada diskus artikular lutut biasanya disebut robekan kartilago
4.Bursa adalah kantong tertutup yang
dilapisi membran synovial, dan ditemukan diluar rongga sendi. Kantong ini
terletak dibawah tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area
percabangan tendon atau otot diatas tulang yang menonjol atau secara subkutan
jika kulit terpapar pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.
D. Klasifikasi
persendian synovial didasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi.
1.Sendi
sferoidal terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat
yang masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Sendi
ini yang dikenal sebagaisendi traksial atau multiaksial, memungkinkan rentang
gerak yang lebih besar, menuju ketiga arah. Contoh sendi sferoidal adalah sendi
panggul serta sendi bahu.
2.Sendi
engsel, permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada
permukaan konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu arah saja
dan dikenal sebagai sendi uniaksial. Contohnya adalah persendian pada lutut dan
siku.
3.Sendi
kisar (pifot joint) adalah tulang
berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam cekungan tulang kedua, dan
dapat berputar ke semua arah. Sendi ini
merupakan sendi uniaksial yang memungkinkan terjadinya berotasi di sekitaar
prosesus odontoid aksis, dan persendian antara bagian kepala proksimal tulang
radius dan ulna.
4.
Persendian Kondiloid terdiri dari sebuah kondilus oval
suatu tulang yang masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk elips di tulang
kedua. Sendi ini merupakan sendi blaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah
disudut kanan setiap tulang. Contohnya adalah sendi antara tulang radius dan
tulang karpal serta sendi antara kondilus oksipital tengkorak dan atlas.
5.
Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi
berbentuk konkaf disatu sisi dan konveks pada sisi lainnya: sehingga tulang
tersebut akan masuk dengan pas kedalam permukaan tulang kedua yang berbentuk
konveks dan konkafnya berada pada sisi berlawanan, seperti dua pelana yang
saling menyatu. Persendian ini adalah sendi kondiloid yang termodifikasi
sehingga memungkinkan gerakan yang sama. Satu-satunya sendi pelana sejati yang
ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metacarpal pada ibu
jari.
6.
Sendi Peluru adalah salah satu sendi yang
permukaan kedua tulang yang berartikulasi berbentuk datar, sehingga
memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang terhadap tulang lainnya.
Sedikit gerakan ke segala arah mungkin terjadi dalam batas prosesus atau
ligamen yang membungkus persendian. Persendian semacam ini disebut sendi
nonaksial: misalnya, persendian intervertebra, dan persendian antar
tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.
E. Pergerakan
pada sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka
yang melekat pada tulang-tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut
memberikan tenaga, tulang berfungsi sebagai pengungkit, dan sendi berfungsi
sebagai penumpu.
1. Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sedut antara dua tulang atau
duan bagian tubuh, seperti saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah
depan), menekuk lutut (menggerakkan tungkai kearah belakang), atau juga menekuk
torso kea rah samping.
a.Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki
dipergelangan kea rah depan (meninggikan bagian dorsal kaki)
b.Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak
kaki pada pergelangan kaki
2.
Ekstensi adalah gerakan yang
memperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh.
a. Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi
anatomis, seperti gerak meluruskan persendian pada siku dan lutut setelah
fleksi.
b. Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang
memperbesar sudut pada bagian-bagian tubuh melebihi 180%, seperti gerakan
menekuk torso atau kepala kea rah belakang.
3. Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis
tengah tubuh, seperti saat lengan berabduksi, atau menjauhi aksis longitudinal
tungkai. Seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari kaki.
4.
Aduksi kebalikan dari abduksi,
adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh atau aksis
longitudinal tungkai.
5.
Rotasi adalah gerakan tulang yang
berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa mengalami dislokasi
lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk menyatakan “tidak”.
a.Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah
dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
b.Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah,
yang mengakibatkan telapak tangan menghadap ke depan.
6.Sirkumduksi adalah
kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat ruang berbentuk
kerucut, seperti saat mengayunkan lengan membentuk putaran. Gerakan seperti ini
dapat berlangsung pada persendiaan panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan,
dan persendian lutut.
7.Inversi
adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kai menghadap
ke dalam atau kea rah medial.
8.Eversi adalah
gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kea rah
luar. Gerakan inversi dan eversi pada kaki sangat berguna untuk berjalan diatas
daerah yang rusak dan berbatu-batu.
9.Protaksi adalah memajukan bagian tubuh,
seperti saat menonjolkan rahang bawah ke depan, atau memfleksi girdel pektoral
ke arah depan.
10.Retraksi adalah gerakan menarik bagian
tubuh kea rah belakang, seperti saat meretraksi girdle pektoral untuk membusungkan dada.
11.Elevasi adalah pergerakan struktur kea
rah superior, seperti saat mengatupkan mulut (mengelevasi mandibula) atau
mengangkat bahu (mengelevasi skapula).
12.Depresi adalah menggerakkan suatu
struktur ke arah inferior, seperti saat membuka mulut.
F. Gangguan
pada persendian
1.Terkilir adalah cedera sendi yang dapat meregangkan atau mungkin
melukai ligamen atau tendon yang membungkus sendi. Hal ini biasanya terjadi
akibat berputar dengan tiba-tiba atau tubrukan pada sendi. Terkilit jarang
terjadi pada lutut, pergelangan tangan, atau pergelangan kaki. Terkilir adalah
cedera ringan yang tidak menyebabkan rupture jaringan.
2.Dislokasi Juga disebut luksasi, mengacu pada keadaan dimana terjadi
kesalahan letak permukaan artikulasi suatu persendiaan. Persendiaan lutut dan
bahu merupakan sendi rawan terhadap terjadinya dislokasi.
3.Bursitis, peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi, terjadi
akibat eksersi sendi yang berlebihan atau karena infeksi. Peristiwa ini paling
sering terjadi pada bursa subakromial di bahu dan mengakibatkan nyeri dan
pergerakan sendi bahu yang terbatas atau pada bursa antara Prosesus olekranon
dan kulit (tennis elbow). Bursitis
prepatelar (biasa disebut “ housemaid’s knee) mungkin terjadi akibat sering
berlutut.
4.Artritis adalah sebutan umum untuk semua jenis penyakit persendian,
semua penyakit persendian ditandai dengan nyeri, pembengkakan, dan peradangan,
serta semuanya mengakibatkan derajat kepincangan yang berfariasi.
a.Artritis reumatoid adalah suatu
penyakit sistematik yang menyerang jaringan ikat dengan inflamasi persendian
sebagai manifestasi utama.
1.Penyakit ini
mengakibatkan penebalan membrane sinovial dengan kerusakan lanjut pada
kartilago artikular.
2.Walaupun masa
remisi sudah berlangsung, penyakit ini cenderung menjadi kronik dan progresif.
b.Osteoartritis adalah suatu penyakit
persendian degeneratif yang kelihatannya berkaitan dengan proses penuaan,
obesitas, atau trauma persendian.
1.Gejala
penyakit ini jarang muncul pada usia 40 tahun, dan pada akhirnya setiap orang
akan mengalami osteoartritis sampai derajat keparahan tertentu.
2.Kartilago
hialin artikular hancur dan pertumbuhan tulang yang berlebihan pada tepi-tepi
artikular ditambah dengan hilangnya ruang sendi mengakibatkan nyeri, terutama
setelah beraktivitas. Penyakit ini bukanlah penyakit yang menyababkan
kepincangan, kecuali jika persendian panggul terserang.
c.Artritis Gouti, yang menyerang sebagian
besar laki-laki dewasa adalah akibat kelainan metabolisme asam nukleat, yang
menyebabkan penumpukan asam urat dalm persendian tertentu.
d.Artritis infeksius terjadi saat bakteri
atau produk bakteri tersebut berdiam dalam persendian dan mengakibatkan
peradangan.
1.Artritis
Gonokokus menyebabkan nyeri akut dan terjadi akibat invasi organisme penyebab
gonore ke dalam sendi.
2.Infeksi
Stafilokokus juga dapat menyebakan gejala artritis.
BAB III PENUTUP
Dari
pembahasan diatas dapat diketahui tentang klasifikasi umum persendian suatu artikulasi atau
persendian, terjadi saat permukaan dari dua tulang bertemu, adanya pergerakan
atau tidak bergantung pada sambungannya.Klasifikasi persendian synovial
didasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi. Pergerakan sendi sinovial
merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang-tulang yang
membentuk artikulasi. Otot tersebut memberikan tenaga, tulang berfungsi sebagai
pengungkit, dan sendi berfungsi sebagai penumpu.